Evaluasi
Alternatif Sebelum Pembelian
Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer
behavior dijelaskan sebagai: “the various facets of the decision of the
decision process by which customers come to purchase and consume a product”.
Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu
produk yang dibeli dan dikonsumsi.
A. TIGA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KONSUMEN
1.Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi atas
karakteristik merek, dan sikap ke arah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek
dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
2.Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh budaya (norma
kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan), kelas sosial (keluasan grup
sosial ekonomi atas harta milik konsumen), grup tata muka (teman, anggota
keluarga, dan grup referensi) dan faktor menentukan yang situasional (situasi
dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan
usaha).
3.Marketing strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam
memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah barang,
harga, periklanan dan distribusi yang mendorong konsumen dalam proses
pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk
evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini
digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan
konsumen dalam gambar 1.1 penelitian pemasaran memberikan informasi kepada
organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang
karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran
kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.
Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian
masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama
evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi
mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara
langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran.
Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data
penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang
mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari
merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran
diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan
kecenderungan pembelian di masa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan
pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran kearah pemenuhan
kebutuhan konsumen yang lebih baik.
B. KONSEP KEPUTUSAN
Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan
alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak
membeli tapi memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan.
Semua orang mengambil keputusan setiap hari dalam hidupnya tanpa disadari.
Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan
masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi
kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai. Tiga tingkatan dalam
pemecahan ini; Pemecahan masalah yang mensyaratkan respons yang rutin.
Keputusan yang diambil tidak disertai dengan usaha yang cukup untuk
mencari informasi dan menentukan alternatif. Kebiasaan berjalan secara
otomatis, prilaku seseorang merupakan respon terhadap rutinitas karena
dilakukan berulang-ulang seringkali tanpa disadari. Pemecahan masalah dengan
proses yang tidak berbelit-belit (terbatas).
Pemecahan masalah ini menyebabkan seseorang tidak peduli dengan ada
tidaknya informasi dengan menggunakan criteria yang kurang lebih sudah terbentuk,
untuk mengevaluasi kategori produk dan mereknya. Tidak mengevaluasi setiap
atribut dan fitur produk dalam memilih mana yang sesuai dengan
kebutuhannya.Pemecahan masalah yang dilakukan dengan upaya yang lebih
berhati-hati dan penuh pertimbangan (pemecahan masalah yang intensif). Di
tingkat ini konsumen memerlukan informasi yang relative lengkap untuk membentuk
criteria evaluasi dari kriteria yang baku .
Prosesnya lebih rumit dan panjang mengikuti proses tradisional. Mulai
dari sadar akan kebutuhan, motivasi untuk memenuhi kebutuhan, mencari
informasi, mengembangkan alternative, memilih satu dari berbagai alternatif dan
memutuskan untuk membeli. Terutama menyangkut produk yang gampang terlihat oang
lain dan sangat mempengaruhi citra diri sosial seseorang (significant others;
orang lain yang signifikan bagi kehidupan seseorang, terutama citra dirinya).
Aspek-aspek pemilihan keputusan
•Produk yang murah – Produk yang lebih mahal
•Pembelian yang sering – Pembelian yan jarang
•Keterlibatan rendah – Keterlibatan tinggi
•Kelas produk dan merek kurang terkenal- Kelas produk dan merek
terkenal
•Pembelian dengan pertimbangan dan – Pembelian dengan pertimbangan
•Pencarian yang kurang matang. dan pencarian intensif
C. EMPAT TIPE PROSES PEMBELIAN KONSUMEN
1.Proses “ Complex Decision Making “, terjadi bila keterlibatan
kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan
untuk membeli sistem fotografi elektronik seperti Mavica atau keputusan untuk
membeli mobil. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi
untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan pilihan beberapa merek dengan
menetapkan kriteria tertentu seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem
kamera elektronik, dan untuk mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan
peralatan. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting.
Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang
relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran.
2.Proses “ Brand Loyalty “. Ketika pilihan berulang, konsumen belajar
dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan
sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh
pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam
setiap kasus disini pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket
karena keterlibatan kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk orang
dewasa karena kebutuhan nutrisi. Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian
yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak
penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama. Dua
tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak terlibat
atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan barangnya adalah tipe
pengambilan keputusan terbatas dan proses inertia.
3.Proses “ Limited Decision Making “. Konsumen kadang-kadang mengambil
keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi,
mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk tersebut.
Konsumen membeli barang mencoba-coba untuk membandingkan terhadap makanan snack
yang biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi dan evaluasi terhadap pilihan
merek lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan keputusan yang komplek.
Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen mencari variasi.
Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada dalam
toko. Keterlibatan kepentingan yang rendah, konsumen cenderung akan berganti
merek apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai perilaku pencari variasi
akan melakukan apabila resikonya minimal.
Catatan proses pengambilan keputusan adalah lebih kepada kekhasan
konsumen daripada kekhasan barang. Karena itu tingkat keterlibatan kepentingan
dan pengambilan keputusan tergantung lebih kepada sikap konsumen terhadap
produk daripada karakteristik produk itu sendiri. Seorang konsumen mungkin
terlibat kepentingan memilih produk makanan sereal dewasa karena nilai
nutrisinya, konsumen lain mungkin lebih menekankan kepada kecantikan dan
menggeser merek dalam mencari variasi.
4.Proses “ Inertia “. Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah
dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek
yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada
waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian
informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek. Robertson berpendapat bahwa
dibawah kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek hanya
menggambarkan convenience yang melekat dalam perilaku yang berulang daripada
perjanjian untuk membeli merek tersebut” contoh pembelian sayur dan kertas
tisu.
D. TIPE KETERLIBATAN
•Situational involvement. Terjadi hanya dalam situasi khusus dan
sementara dan umumnya bila pembelian itu dibutuhkan. Misalnya keputusan
mengambil pendidikan MBA adalah karena kabutuhan untuk pekerjaan.
•Enduring involvement, terus menerus dan lebih permanen umumnya
terjadi karena ketertarikan yang berlangsung terus dalam kategori produk,
walaupun pembelian itu dibutuhkan atau tidak, misalnya ketertarikan pada baju.
Baik enduring maupun situational involvement merupakan hasil proses
pengambilan keputusan yang kompleks. “Badge” value adalah suatu kondisi dimana
mencakup keterlibatan situasional dan keterlibatan yang menetap.
Penelitian dalam penagambilan keputusan meliputi lima tahap :
1)Penetapan masalah
2)Pencarian informasi
3)Evaluasi terhadap pilihan
4)Pemilihan
5)Hasil dari pilihan
Langkah-langkah ini dapat ditransformasikan ke dalam tahap-tahap
keterlibatan konsumen dalam pengambilan keputusan yang komplek :
1)Need Aurosal
2)Proses informasi konsumen
3)Evaluasi Merek
4)Pembelian
5)Evaluasi sesudah pembelian
E.PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG KOMPLEK SERINGNYA UNTUK PRODUK KATEGORI
•Barang dengan harga tinggi
•Barang yang mempunyai resiko penampilan seperti mobil dan produk
medis
•Barang yang kompleks seperti komputer
•Barang special seperti peralatan olah raga, perabot
•Barang yang berhubungan dengan ego seseorang seperti pakaian,
kosmetik.
Struktur Keputusan Membeli
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya
merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai
suatu struktur yang mencakup beberapa komponen:
1.Keputusan tentang jenis produk
2.Keputusan tentang bentuk produk
3.Keputusan tentang merk
4.Keputusan tentang penjualnya
5.Keputusan tentang jumlah produk
6.Keputusan tentang waktu pembelian
7.Keputusan tentang cara pembayaran
F.TAHAP-TAHAP DALAM PROSES PEMBELIAN
1.Menganalisa Keinginan dan Kebutuhan
Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk
mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi atau terpuaskan
2.Menilai Sumber-sumber
Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan lamanya
waktu dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli.
3.Menetapkan Tujuan Pembelian
Tahap ketika konsumen memutuskan untuk tujuan apa pembelian dilakukan,
yang bergantung pada jenis produk dan kebutuhannya
4.Mengidentifikasikan Alternatif Pembelian
Tahap ketika konsumen mulai mengidentifikasikan berbagai alternatif
pembelian
5.Keputusan Membeli
Tahap ketika konsumen mengambil keputusan apakah membeli atau tidak.
Jika dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan
menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merk,
penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya
6.Perilaku Sesudah Pembelian
Tahap terakhir yaitu ketika konsumen sudah melakukan pembelian
terhadap produk tertentu.
G.MODEL SEDERHANA UNTUK MENGGAMBARKAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN
Pengaruh Eksternal
Usaha-usaha pemasaran pemasaran. Lingkungan social budaya: keluarga,
sumber informal, sumber non komersial, kelas social,budaya dan sub budaya.
Pengambilan Keputusan Pada Konsumen :
•Sadar akan kebutuhan
•Mencari sebelum membeli
•Mengevaluasi alternative
a)Area psikologis
•Motivasi
•Persepsi
•Pembelajaran
•Kepribadian
•Sikap
b)Perilaku Setelah Keputusan Pembelian
•Percobaan
•Pembelian ulang
c)Evaluasi Setelah Pembelian
1.Input
Komponen input merupakan pengaruh eksternal sebagai sumber informasi
tentang produk tertentu yang mempengaruhi nilai yang berhubungan dengan produk,
sikap dan perilaku konsumen.
2.Input Pemasaran
aktivitas pemasaran yang merupakan usaha langsung untuk menjangkau,
menginformasikan, dan membujuk konsumen agar membeli dan menggunakan produk
tertentu. Usaha melalui 4P, yaitu Product, Price, Place, Promotion.
3.Pengaruh Sosial Budaya
membujuk konsumen karena adanya lingkungan sosial budaya seperti
keluarga, sumber informal, sumber non komersial, kelas sosial, budaya dan sub
budaya
4.Proses
Merupakan tahap yang memfokuskan pada cara konsumen mengambil
keputusan. Berbagai faktor psikologis yang melekat pada setiap individu,
mempengaruhi input dari luar pada tahap input mempengaruhi pengenalan konsumen
terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan evaluasi
terhadap berbagai alternative.
5.Sadar akan kebutuhan
konsumen menyadari akan adanya kebutuhan ketika menghadapi suatu
masalah.
6.Pencarian pra beli
konsumen berada pada tingkatan ini jika ia memerlukan informasi yang
akan digunakan sebagai dasar menentukan pilihan produk.
7.Evaluasi terhadap alternative
Konsumen cenderung menggunakan dua tipe informasi, yaitu
>>Mengetahui merek yang konsumen rencanakan untuk digunakan
dalam memilih.
>>Kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi tiap-tiap
merek.
- Output
Dua macam kegiatan pasca keputusan yang saling berhubungan, yaitu :
- Perilaku beli
- Evaluasi pasca beli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar