Contoh Kasus Kekerasan Terhadap Anak dan Dampaknya
PENGABAIAN
Kasus:
Vira (24 th), punya anak tak lama setelah menikah. Ia merasa menjadi tawaan yang tidak bebas lagi berkumpul dengan teman-teman. “Real life tak seperti romantisme yang saya bayangkan. Kebebasan saya terampas,” ujarnya. Maka pengasuhan bayi sepenuhnya diserahkan pada baby-sitter. Vira sendiri selalu pulang tepat sebelum suaminya tiba di rumah, seolah seharian mengurus anak. Padahal, “Tidur, mandi, makan, susu, bahkan uang belanja harian dna bulanan, saya serahkan sepenuhnya pada baby-sitter. Saya tak mau tertawan.”
Vira (24 th), punya anak tak lama setelah menikah. Ia merasa menjadi tawaan yang tidak bebas lagi berkumpul dengan teman-teman. “Real life tak seperti romantisme yang saya bayangkan. Kebebasan saya terampas,” ujarnya. Maka pengasuhan bayi sepenuhnya diserahkan pada baby-sitter. Vira sendiri selalu pulang tepat sebelum suaminya tiba di rumah, seolah seharian mengurus anak. Padahal, “Tidur, mandi, makan, susu, bahkan uang belanja harian dna bulanan, saya serahkan sepenuhnya pada baby-sitter. Saya tak mau tertawan.”
Dampak
emosi:
Secara alami, anak memilih ibu untuk melekat. Disekap, disentuh, dibelai dan dipeluk adalah kebutuhan utama bayi. dari pengalaman ini bayi menumbuhkan cinta di hati, membangun rasa percaya di dalam diri dan terhadap orang lain, dan yang utama adalah tumbuhnya rasa aman. Itu sebabnya anak-anak dengan riwayat diabaikan, berisiko mengalami masalah-masalah emosi bahkan kejiwaan:
Secara alami, anak memilih ibu untuk melekat. Disekap, disentuh, dibelai dan dipeluk adalah kebutuhan utama bayi. dari pengalaman ini bayi menumbuhkan cinta di hati, membangun rasa percaya di dalam diri dan terhadap orang lain, dan yang utama adalah tumbuhnya rasa aman. Itu sebabnya anak-anak dengan riwayat diabaikan, berisiko mengalami masalah-masalah emosi bahkan kejiwaan:
-Mudah cemas, depresi, sulit percaya pada orang lain
dan merasa tidak aman.
-Penelitian Dante Cicchetti, ahli psikopatologi dari
University of Minessota (AS) menyebut, 80% bayi yang ditelantarkan menunjukkan
perilaku kelekatan yang tidak jelas.
-Di usia muda anak menolak dan melawan ppengasuhnya,
bingung, gel;isah, atau cemas. Di usia 6 tahun, anak tidak bertingkah laku
layaknya anak, ia ingin mendapat perhatian dengan cara melayani orang tuanya.
Dampak
fisik:
Asupan gizi yang tidak memadai.
Asupan gizi yang tidak memadai.
Orang
tua diharapkan:
Konsultasi pada psikolog untuk mengkaji kembali perkawinanya dan untuk apa mempunyai anak, serta mengubah pola pikir.
Konsultasi pada psikolog untuk mengkaji kembali perkawinanya dan untuk apa mempunyai anak, serta mengubah pola pikir.
Bantuan
untuk anak oleh orang dewasa lain:
-Periksa anak ke dokter untuk mengetahui
tumbuh-kembangnya serta status gizinya.
-Penuhi kebutuhan anak untuk menumbuhkan rasa
percaya dan rasa aman.
-Ajak anak bermain dna penuhi kebutuhan emosinya
seperti diajak bicara atau dibelai, namun tetap mempertahankan sikap
konsisiten, tidak cepat marah dan tidak memberi penilaian negatif pada sikap
anak.